Iklan

Iklan

iklan

iklan
  • Berita Terkini

    Sunday 21 February 2016

    “Color Run”, Zat Aneh Itu Menuai Kritik

    Ratusan "The Color Runners" sedang menabur warna-warni dan bergerak mengiringi musik di alun-alun Wonosobo, Minggu (21/2).

    Wonosobo, Harian Wonosobo – Bumi Wonosobo digemparkan dengan “Wonosobo Color Run”. Ajang yang dipelopori oleh negara Amerika itu menuai kecaman dan kritik di media sosial . Facebookers mengecam bahwa ajang “Color Run” sangat tidak tepat dengan budaya asli Wonosobo.  
    Salah satunya, muncul kritik dari facebookers bernama, Aida Nukazt Suyanto. Ia merasa kaget dengan anak-anak Wonosobo, karena ikut-ikutan budaya yang dianggapnya gak jelas. “Budaya yang gak jelas kok diikut ikuti, waduhhh kotaku,” komennya di akun harianwonosobo.com. 
    Bukan hanya Aida, tetapi masih banyak facebookers yang mengomentari tradisi itu. Diantaranya, facebokers Jibriel Malaika yang merasa heeran dengan masyarakat Wonosobo sudah meniru budaya barat. “Intine masyarakat wonosobo wes pada mulai klalen karo budayane (mbahe) malah leweh seneng karo budayane wong barat, turut prihatin lah,” sapanya. 
    Bahkan tak tanggung-tanggung, ada juga yang menduga warna-warni dari ajang “Color Run” adalah identik dengan kaum LGBT. “Warna warni, bendera warna warni itu identik bendera kaum LGBT.  Kampanye terselubung kaum LGBT yo,” tutur facebooker bernama البراغيث البراغيث البراغيث. 
    Sebelumnya, harianwonosobo.com memberitakan “Wonosobo Color Run”. Ajang lari santai sembari menabur pernak-pernik warna menggemparkan  Wonosobo. Ajang tersebut merupakan ajang pertama kali yang digelar di Wonosobo. Start putih tiba di garis finish penuh warna. Ratusan pelari santai berjalan dimulai dari alun-alun, menuju jalan Aangkatan 45, berputar hingga kembali ke jalan Ahmad Yani dan ditutup dilun-alun Wonosobo. Kegembiraan runners bertambah ketika warna-warni yang ditebar dari star hingga finis membentuk kanvas yang bergerak. Ditambah lagi, kanvas yang bergerak tersebut diimbangi dengan latar belakang musik yang membuat suasana di alun-alun semakin hidup.  
    Untuk diketahui, Color Run adalah budaya India yang diadopsi menjadi budaya Amerika. The Color Run diluncurkan dan diselenggarakan pertama kali pada bulan Januari 2012 di Tempe, Arizona, Amerika Serikat. Awalnya, acara ini diselenggarakan berkeliling hanya di 18 kota di Amerika Serikat. Namun popularitas membawa acara ini berekspansi hingga 40 kota dan terus bertambah hingga kini.
    Singapura merupakan negara tujuan pertama The Color Run™ di Asia. Ketika diluncurkan pertama kali, Singapura berhasil menjual seluruh tiket hanya dalam beberapa hari. Secara keseluruhan Singapura berhasil menjaring lebih dari 16 ribu peserta yang tersebar merata selama dua hari penyelenggaraan pada bulan Agustus. ( (Red-HW99-Usy Yudha Prasetya-Harianwonosobo)




    • Default Comments
    • Facebook Comments

    1 komentar:

    1. Ralat color.run ini adalah yang ke 2 kalinya. Tahun lalu venue ada di depan adipura.

      ReplyDelete

    Item Reviewed: “Color Run”, Zat Aneh Itu Menuai Kritik Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top