 |
| salah satu guru yang protes tayangan sinetron tak bermutu di televisi nasional |
Wonosobo.Harian wonosobo. Kesempatan berdialog langsung dengan perwakilan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dalam acara gelar persemaian nilai budaya, dimanfaatkan secara optimal oleh para guru untuk menyampaikan uneg-uneg mereka.
Salah satu yang mengemuka adalah terkaitnya maraknya sinetron-sinetron kejar tayang di televisi swasta nasional. Disajikan setiap hari dan di jam-jam belajar anak, sinetron yang menyajikan adegan-adegan di luar nalar sehat tersebut dinilai tak seharusnya mendapat izin tayang. "Sinetron yang tidak mendidik sebaiknya distop saja penayangannya, karena berpotensi merusak karakter anak-anak kita," pinta salah satu guru dari SD Negeri Tegalombo.(12/4)
Menanggapi protes terkait sinetron tak mendidik tersebut, Edi Suwardi, Kasubdit Internalisasi Sejarah Dirjen Kebudayaan Kemdikbud RI mengaku akan menyampaikannya ke pihak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). "Ranah perizinan konten televisi memang ada di KPI pusat, namun kami juga selalu berusaha berkoordinasi agar televisi tidak sembarangan menayangkan acara, khususnya yang kami nilai tak memiliki unsur edukasi," tutur Edi.
Demi menangkal efek negatif dari merebaknya acara televisi yang berpotensi menimbulkan dampak negatif, Edi mengaku tengah gencar menguatkan karakter anak Indonesia. "Melalui acara persemaian budaya ini salah satunya, kami membawa misi mengenalkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia kepada generasi muda," bebernya.
Senada dengan Edi, Wakil Bupati Wonosobo, Agus Subagiyo yang turut menjadi salah satu narasumber dialog, mengakui upaya menguatkan karakter, terutama di kalangan pendidikan sangat penting.
"Karena itulah kehadiran Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI di Wonosobo, dalam rangka menyemai nilai budaya ini layak kita syukuri bersama," kata Wabup.
Adanya sesi dialog yang langsung dilanjutkan dengan pemutaran film untuk 700 pelajar tersebut diharapkan wabup mampu menambah wawasan para pendidik sehingga menjadi lebih terbuka.
"Pendidik juga harus terus memperbarui keilmuan mereka, termasuk melalui forum dialog seperti ini, agar setelahnya mampu memberi pemahaman lebih baik kepada siswa-siswi di sekolah masing-masing," tandas Agus. (HW/99/usy yudha/Harianwonosobo)
0 komentar:
Post a Comment