Iklan

Iklan

iklan

iklan
  • Berita Terkini

    Thursday 21 April 2016

    Inilah Cara TNI Bantu Jaga Ketahanan Pangan Negara, Apa?

    TNI bantu mensosialisasikan peran bulog dalam menyerap gabah dar petani. 

    Wonosobo, Harian Wonosobo - Bulan April sampai dengan Mei merupakan bulan masa penyerapan beras dari petani ke Bulog untuk mengamankan stok pangan Nasional.  Agar program tersebut bisa berjalan sesuai rencana pemerintah mengandeng TNI untuk ikut serta membantu penyerapan gabah (sergap) petani ke Bulog. Dalam menyukseskan program Sergap, Mabes TNI menerjukan tim ke Kodim – Kodim memantau secara langsung kondisi dilapangan sehingga apabila terjadi kendala cepat teratasi.
    Tim Sergap TNI dari Mabes dipimpin Brigjen Basuki Abdulah meninjau langsung ke Kodim Wonosobo.  Sebagai sempel sergap Tim diarahkan ke Desa Plobangan Selomerto untuk melihat secara langsung kondisi disana. (19/4).
    Kepala Pertanian Ir Munir Munir menyampaikan selamat datang di Wonosobo.  Selaku kepala Dinas Pertanian mengucapkan terima kasih atas bantuan TNI khususnya Kodim Wonosobo mulai dari unsur pimpinan yaitu Dandim sampai dengan Babinsa ikut berperan aktif membantu menyukseskan program swasembada pangan.
    Kapten Inf Kusno Miharto melaporkan kepada Tim Sergap Mabes tentang permasalahan yang dihadapi dilapangan dalam menyukeskan program ketahanan pangan yaitu di Kabupaten Wonosobo tidak mengenal musim dalam pertanian sehingga tidak ada istilah musim panen.  Para petani jarang mempunyai lahan diatas 1 ha sehingga hasil panen hanya habis untuk mencukupi kebutuhan keluarga saja, mereka menjual bila ada sisa. Banyaknya alih fungsi lahan dari sawah menjadi perumahan maupun ladang. Musim hujan banyak irigrasi yang putus akibat banjir dan tertutup material sungai sehingga mempengaruhi dalam penanaman padi. Dan permasalahan yang paling krusial adalah terjadinya perbedaan harga gabah maupun beras dari yang ditetapkan oleh Bulog dengan harga dipasaran Wonosobo.  Untuk gabah yang beredar di Wonosobo merupakan gabah jenis premium sehingga harganya lebih tinggi.
    Menanggapi permasalahan tersebut diatas Brigjen Basuki Abdulah menyampaikan bahwa TNI, Bulog dan Pemerintah bersama – sama terjun ke petani dan para tengkulah agar mereka diberi pengertian tentang pentingnya menjaga ketahanan pangan.  Karena ketahanan pangan bisa menjaga stabilitas sebuah negara.  Basuki menjelaskan bahwa seharusnya para petani tidak merasa rugi bila menjual hasil panen ke Bulog dengan harga yang lebih rendah. Itu bisa terjadi karena para petani sudah dibantu oleh pemerintah mulai dari bibit, pupuk, obat-obatan, alat pertanian seperti traktor, irigrasi, pendampingan, dan tiap kelompok tani mendapat bantuan permodalan.  Itu semua di kalkulasi untuk tiap hektar sekitar 3.930.000.  Bulog mengharap para petani mau menjual hasil panen tidak semua hanya yang dibutuhkan sekitar 20 % saja untuk menjaga ketahanan pangan. 
    Bogy Perwakilan dari Bulog menjelaskan bahwa Fungsi Bulog sebagai pengaman stok nasional. Bulog hanya meminta 20 % dari hasil panen dari para petani demi ketahanan pangan nasional.  Bulog yang sekarang beda dengan Bulog yang dulu.  Bulog sekarang siap jemput bola.  Bila ada petani atau kelompok tani yang panen maka tinggal hubungi nomor HP 08122612022. Lebih lanjut Bogy menyampaikan bahwa beras yang dijual ke Bulog dengan harga Rp 7.300 dan dikembalikan ke masyarakat dengan harga Rp 1.700. dalam bentuk beras raskin. Dan jika didaerah tersebut terjadi bencana maka beras itu akan disalurkan kemasyarakat lagi dengan gratis. Oleh sebab itu dengan begitu pentingnya peran Bulog maka diharapkan para petani mau menjual ke Bulog.
    Dandim Wonosobo Letkol Czi Dwi Hariyanto menuturkan bahwa data dari Kadistan tentang subsidi pemerintah kepada petani per hektar sawah dengan biaya sebagai berikut  :
    1.     Bantuan yang diberikan oleh pemerintah :
    a. Bibit per ha = Rp. 250.000
    b. Pupuk per ha = Rp. 200.000
    c. Irigasi per ha = Rp. 1.600.000
    d. Alsintan per ha = Rp. 1.500.000
    e. Jika ada hama = Rp. 350.000
    f. Biaya PPL per ha = Rp. 30.000
    Total subsidi = Rp. 3.930.000
    2.    Kita asumsikan penjualan GKP per hektar adalah 6 ton (6.000 kg).
    3.    Petani menjual ke tengkulak dg harga per kg Rp. 4.300 (6.000 × Rp. 4.300 = Rp. 25.800.000). 
    4.     Petani menjual ke Bulog (6.000 × Rp. 3.750 = Rp. 22.500.000). 
    5.   Ketika petani menjual ke Bulog sebenarnya petani diuntungkan kira-kira  mereka sdh di bantu pemerintah dengan total harga asumsi 6000 kg GKP tadi adalah (Rp. 22.500.000 + Rp. 3.930.000 = Rp. 26.430.000).

    Dengan selisih harga kita/pemerintah lebih tinggi Rp. 630.000.  Dg demikian maka tidak ada alasan tengkulak lebih tinggi dari Bulog.  Tidak ketinggalan Dandim menghimbau kepada para tengkulak agar sedikit menyisihkan barangnya untuk dijual ke Bulog.  Apabila itu stok nasional tidak tercapai maka pemerintah bisa mengimpor beras dari luar dengan harga Rp 4.000/kg.  Apabila itu terjadi maka semua akan rugi, harga beras akan menjadi turun. (HW/99/Usy Yudha/Harianwonosobo). 


    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Inilah Cara TNI Bantu Jaga Ketahanan Pangan Negara, Apa? Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top