Iklan

Iklan

iklan

iklan
  • Berita Terkini

    Wednesday 13 April 2016

    Dandim Evaluasi Sergap ke Bulog, Kok Bisa?


    Letnan Kolonel Czi Dwi Hariyono memimpin Rapat Evaluasi Sergap bertempat di Makodim 0707/Wonosobo Selasa ( 12/4 ).
    Wonosobo. Harian Wonosobo - Ketahanan Pangan merupakan Program Pemerintah yang harus di dukung oleh seluruh komponen masyarakat. Letnan Kolonel Czi Dwi Hariyono memimpin Rapat Evaluasi Sergap bertempat di Makodim 0707/Wonosobo Selasa ( 12/4 ).  Acara di hadiri oleh Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Wonosobo, Kepala Sub DIVRE Kedu, Ka UPTD, KTNA, Gapoktan dan Poktan.
    Dwi Hariyono menyampaikan rapat ini sebagai tindak lanjut setelah di adakannya rapat di Jakarta 7 April yang lalu. Para Babinsa membantu PPL, KTNA, Gapoktan dan Poktan untuk lebih mengoptimalkan panen raya di wilayah binaannya. Walau terkadang teori dan praktek sangat jauh berbeda, yang di sebabkan musim tanam dan panen yang tidak bersamaan. Dengan harapan penyerapan gabah/padi ke Bulog  akan meningkat. Daerah Wonosobo termasuk produksi padi dengan kwalitas Premium dan lebih banyak di konsumsi masyarakat sendiri. Karena harga yang tidak sesuai jika masuk ke Bulog. Sedang beras yang ada di Bulog merupakan droping dari daerah Purworejo dan sekitarnya yang berkwalitas Medium. Beras Wonosobo dalam satu musim panen untuk keperluan masyarakat sendiri saja masih kurang.
    Untuk lebih meningkatkan penyerapan gabah ke Bulog perlu adanya Sinergitas. Semua komponen terlibat TNI/Babinsa, PPL/PHL, KTNA, Gapoktan dan Poktan. Dengan adanya pendampingan dari Babinsa di harapkan penjualan hasil panen petani dapat di jual ke Bulog. Keberadaan TNI di lapangan sangat berpengaruh terhadap kinerja PPL/PHL dan juga petani. Pupuklah terus kemanunggalan TNI-Rakyat untuk tetap bersinergi wujudkan ketahanan pangan, papar Dwi di akhir sambutannya.
    wahyu mewakili Kepala Dinas Pertanian memaparkan seluruh data yang masuk bekerja sama dengan BPS. Panen Oktober April target 12.883 ha realisasi 11.811 ha atau setara 91%. Kendala yang ada di lapangan antara target dan realisasi teramat jauh disebabkan salah satunya karena musim tanam dan panen yang tidak bersamaan.
    Beda daerah seperti Banjarnegara, Purworejo dan Kebumen yang kebanyakan waktu tanam dan panennya bisa bersamaan. Perbaikan saluran irigasi, embung juga mempengaruhi kinerja para petani.
    M.Imron Rosidi Ka Sub DIVRE Kedu memaparkan bahwa untuk serapan gabah ke Bulog rendah. Hal ini disebabkan karena Bulog hanya membeli beras bukan gabah. Bulog belum punya gudang penyimpan gabah dan alat jemur serta mesin giling.   Sementara para petani kebanyakan menjual hasil panen dalam bentuk gabah.
    Terjadinya perbedaan harga beras di Wonosobo dengan harga beras yang ditetapkan pemerintah. Beras yang beredar di merupakan beras premium dengan harga di atas Rp 9.000 sedangkan Bulog menerima dengan harga berkisar Rp.7.300,- dan gabah Rp.3.700. sehingga menyebabkan para petani tidak mau menjual ke Bulog.
    Sebagai Barometer Stok Bulog bersama TNI, PPL Gapoktan dan Petani tetap berupaya meningkatkan stok pangan nasional. Untuk harga ke depan semoga bisa ada titik temu yang tidak merugikan petani.
    Sejak 2003 Bulog menjadi Perum di bawah kementerian BUMN yang punya 2 fungsi yaitu Stabilisator harga dan Cadangan Pangan Nasional. Kurangnya stok pangan akan berpengaruh di semua lini kehidupan terutama Keamanan dan kekurangan pangan.(HW/99/Usy Yudha/Harianwonosobo). 
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Dandim Evaluasi Sergap ke Bulog, Kok Bisa? Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top