 |
| Relawan yan ikut pelatihan penanggulangan bencana di Magelang. |
Wonosobo, Harian Wonosobo - Sebanyak 70 peserta dari instansi pemerintah, berbagai organisasi masyarakat dan keagamaan, PWI, TNI, POLRI dan para relawan Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Wonosobo mengikuti diklat pelatihan sukarelawan PB/SAR (penanggulangan bencana) selama tiga hari di TEA (Tempat Evakuasi Akhir) Desa Tanjung, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.
Diklat pelatihan PB/SAR yang diselenggarakan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Wonosobo tersebut berlangsung selama tiga hari dari tanggal 17 sampai dengan tanggal 19 Mei 2016.
Prayitno,S Sos, M Kepala BPBD Kabupaten Wonosobo melalui Mujiono Kasi Kesiapsiagaan ketika ditemui jurnalis Harian Wonosobo di lokasi diklat mengatakan bahwa para peserta yang mengikuti diklat pelatihan PB/SAR kedepan dipersiapkan untuk tanggap darurat pada penanggulangan bencana baik di daerah maupun di wilayah luar Wonosobo. Ia menambahkan, diklat tersebut menggandeng beberapa narasumber seperti dari BPBD Kabupaten Magelang, Kodim 0707 Wonosobo, polres Wonosobo, Dinas Kesehatan dan PMI Kabupaten Wonosobo.
Dalam sambutan pada pembukaan Diklat Bupati Eko purnomo, SE.MM yang diwakili Didik Wibawanto, Sos.MM selaku kepala Kesbangpol Kabupaten Wonosobo secara tertulis menyampaikan apresiasi positifnya atas terselenggaranya kegiatan tersebut, wilayah Wonosobo memiliki kondisi geografis yang rawan bencana, seperti tanah bergerak, puting beliung dan gas beracun. "Sukarelawan/SAR harus gerak tepat, cepat, tanggap dengan apa dilakukan dalam upaya penanggulangan bencana secara terkoordinir"tuturnya.
Senada dengannya, Drs. Sujadi, kepala BPBD Kabupaten Magelang mengatakan Kabupaten Magelang juga dikelilingi gunung berapi, dilihat dari sisi ekonomis gunung menjadi faktor tanaman subur makmur, akan tetapi di sisi lainnya, gunung berapi juga sangat rentan bencana. "Adanya projeck Sisterfilic akan memudahkan kita ketika terjadi bencana karena gandeng Desa yang lain untuk membantu para pengungsi dan korban"ujarnya
Sementara itu, Dihari kedua para peserta diklat praktek siap siaga dan gerak cepat penanggulangan bencana di lapangan TEA.
Dikomandoi Kapten Inf Sugeng Haryanto, peserta PB berkelompok membuat delapan klaster yakni klaster posko, evakuasi, pengungsi, medis, logistik, dapur umum, komunikasi dan klaster pendampingan serta tranportasi.
"Kami sangat berharap seusai pelatihan ini para sukarelawan PB selalu inten dan tidak putus komunikasi sehingga ketika terjadi bencana langsung merespon cepat dan tanggap"pungkas Sulthon Kasi darurat ketika menutup diklat pelatihan pada rabu malam. (HW/07/Usy Yudha/Harian Wonosobo)
0 komentar:
Post a Comment