Iklan

Iklan

iklan

iklan
  • Berita Terkini

    Monday 1 August 2016

    NKRI: Negara Kemiskinan Republik Indonesia

    Oleh M Yudhie Haryono
    Direktur Eksekutif Nusantara Centre

    Per Maret 2016, kata Badan Pusat Statistik (BPS), ada 28.01 juta orang miskin. Paling parah kemiskinan terjadi di pedesaan (17.67 juta), hampir dua kali lipat di kota (10.34 juta).

    Kok banyak amat? Ke mana saja pemerintah? Apa sumbangan lembaga-lembaga negara dalam mengatasi problema ini? Menjawab pertanyaan itu, jawabanku masih sama. Banyak karena kita mengalami "kemiskinan struktural."

    Hal ini karena pemerintah absen bahkan menjadi aktor utama pemiskinan tersebut. Karenanya, lembaga-lembaga negara mubazir hadirnya. Terutama lembaga perbankan kita. Mereka ada hanya menguatkan mesin neoliberalisme yang cenderung bengis dan jahat dalam kreasi kemiskinan struktural.

    Apa itu kemiskinan struktural? Adalah kondisi atau situasi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang tidak menjangkau seluruh warganegara sehingga menyebabkan ketimpangan pendapatan. Kemiskinan struktural muncul karena ketidakmampuan sistem dan struktur sosial dalam menyediakan kesempatan-kesempatan yang memungkinkan si miskin dapat bekerja.

    Struktur sosialnya tidak mampu menghubungkan warganegara dengan sumber-sumber yang tersedia, baik yang disediakan oleh alam, pemerintah maupun situasi yang ada di sekitarnya. Mereka yang miskin adalah buruh tani, pemulung, penggali pasir dan yang tidak terpelajar plus tidak terlatih.

    Pihak yang berperan besar dari terciptanya kemiskinan struktural adalah pemerintah. Sebab, pemerintah yang memiliki kekuasaan dan kebijakan cenderung membiarkan warganya dalam kondisi miskin, tidak mengeluarkan kebijakan yang pro si miskin. Kalaupun ada lebih berorientasi pada proyek, bukan pada pembangunan kesejahteraan, sehingga tidak ada warganegara miskin yang ‘naik kelas.'

    Artinya jika pada awalnya sebagai buruh, nelayan, pemulung, buruh, pengamen dll maka selamanya menjadi buruh nelayan dan pemulung. Orang tuanya buruh dan anak turunnya menjadi buruh. Kemiskinannya "menurun" tapi bukan pada angkanya melainkan nasibnya.

    Pada tahun 1970-an para intelektual sudah menggugat kemiskinan struktural ini. Kemiskinan ini timbul, karena ada hubungan sosial ekonomi yang membuat kelompok orang tereksklusi dari posisi ekonomi yang lebih baik. Penyebab eksklusi adalah ketergantungan ekonomi pada negara industri maju (kolonial), struktur perekonomian nasional jatuh pada segelintir orang (oligarki, kartel, kolusi dan kleptokrasi) serta politik dan hubungan sosial yang tidak demokratis.

    Kemiskinan struktural muncul bukan karena takdir, bukan karena kemalasan dan bukan karena nasib (keturunan-geneologis). Kemiskinan jenis ini muncul dari suatu usaha pemiskinan. Suatu usaha untuk menciptakan jurang semakin lebar saja antara yang kaya dengan yang miskin. Gini rasio yang membengkak.

    Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang timbul dari adanya korelasi struktur yang timpang, yang timbul dari tiadanya suatu hubungan yang simetris, demokratis dan sebangun yang menempatkan manusia sebagai obyek. Kemiskinan struktural timbul karena adanya hegemoni serta karena adanya kebijakan negara dan pemerintah atau orang-orang yang berkuasa, sehingga justru orang yang termarjinalkan semakin termarjinalkan saja. Yang kaya makin kaya raya sedang yang miskin makin paria.

    Ini memang negara pancasila. Tetapi yang terjadi adalah pancagila. Ini memang pemerintah bervisi nawacita. Tetapi yang terjadi adalah nawasengsara. Ini adalah rezim revolusi mental. Tetapi yang terjadi adalah revolusi terpal. Tuan-tuan di istana kalian sedang apa sesungguhnya? Pak Jokowi-Jeka sedang buat apa? Berkuasa kok kerjanya memproduksi kaum miskin.

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: NKRI: Negara Kemiskinan Republik Indonesia Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top