 |
| Ilustrasi. |
Wonosobo, Harian Wonosobo - Perempuan mana yang tak mau dipuji. Karena, hampir sebagian besar perempuan ingin diberi sanjungan atau pujian. Karena, pujian itu membuat perempuan berbunga-bunga. Bahkan, tak sedikit perempuan yang terkesima dengan cowok jahil yang suka menggoda perempuan dengan sebuah pujian. Hasil wawancara dengan pakar psikologi UGM, Musadad, hampir 98 persen perempuan ingin dipuji. Sebab, pujian itu membuat perempuan merasa bangga. Tetapi, hal yang perlu diketahui oleh perempuan adalah jangan mudah tergoda dengan pujian atau sanjungan seorang laki-laki. Karena, sebagian besar seorang laki-laki, merayu perempuan dengan pujian. "Kadang perempuan yang sudah ber suami pun, bisa tergoda dengan laki-laki nakal, hanya karena perempuan itu disanjung. Sebab, seringkali, dirumah mungkin sosok perempuan itu kurang mendapatkan sanjungan dari seorang suaminya. Sehingga, ketika ada laki-laki yang menyanjungnya maka perempuan akan merasa senang, dan dari situlah bisa berbahaya bagi perempuan," tuturnya.
Menurutnya, laki-laki yang menyanjung seorang perempuan secara berlebihan. Sudah bisa dipastikan, ada motifasi lain, yang ingin didapatkan. "Bisa tertarik karena kecantikannya dan cara jitu adalah dengan memuji dan merayunya," tuturnya.
Menurutnya, ada sebagian laki-laki hidung belang yang memiliki cara merayu dengan melontarkan pujian. "Kamu cantik kalau sedang senyum," kata ini juga seringkali membuat perempuan langsung terlena.
Menurutnya, sanjungan yang memang murni dan tak memiliki motovasi lain itu, adalah pujian yang dilontarkan dari seorang suami. "Nah kalau suaminya yang memuji atau menyanjung maka itu tidak masalah. Karena, sang suami memuji sang istri, lantaran keinginannya satu untuk membahagiakannya," katanya.
Imam besar Masjid Jami, Arif Ramdhan mengatakan, jangan sampai seseorang itu termakan dengan pujian. Karena, pujian itu akan membuat belenggu. Dalam sebiah riwayat, disebutkan bahwa apabila manusia memujimu, karena ia menyangka ada sesuatu pada dirimu. Oleh sebab itu hendaklah engkau mencari dirimu sendiri, karena engkau lebih mengetahui hakikat dirimu."
Menurutnya, umumnya apabila manusia memuji seseorang, karena ada sesuatu yang dimiliki oleh orang yang dipuji, dan ia mengharap akan mendapatkan sesuatu yang diingininya itu. "Dipujinyalah orang tersebut karena sesuatu kepentingan tertentu,"
Memuji manusia pada dasarnya tidak dilarang dalam agama, selama pujian itu tidak merusakkan orang lain, atau membuat orang lain menjadi angkuh, atau ia merasa, dengan pujian itu ia mendapat kesempatan untuk menghina atau mencari keuntungan. Terutama pujian yang sangat berlebih-lebihan.
Memuji manusia yang sangat berlebih-lebihan akan menyamai manusia terhadap Khalik, Pencipta alam semesta. Sebab, yang berhak menerima Puja dan puji setinggi-tingginya hanyalah Allah semata. Segala yang tinggi, mulia dan bermartabat dan mendapat pujian dunia, adalah pujian palsu. Lahir dari ketidakjujuran insan pada dirinya sendiri. Pujian kepada sesamanya, bagaimanapun ikhlasnya, memiliki kehendak khusus walaupun sedikit. Memuji dengan maksud seperti ini tidak ditemukan dalam pujian seorang hamba terhadap Allah. Pujian seorang terhadap Al Khalik adalah pujian hakiki, karena memang Allah adalah Dzat yang Maha Agung dan Maha Suci. Pujian yang lahir dari pengabdian dirinya sebagai hamba. Allah adalah Dzat yang bagi-Nya semesta alam memberikan puja dan puji. Dia adalah Rabbul Alamin, dan pujian bagi Allah dengan mengucapkan Al Hamdu Lillahi Rabbil Alamin.
Seorang hamba janganlah bergembira mendapat pujian dari sesama manusia. Sebab, di saat seseorang sedang mendapat pujian dari orang lain, berarti ia telah memberi kesempatan kepada setan menyelusup ke dalam hatinya. Di saat itu setan membesar-besarkan hatinya dan membangga-banggakan jiwanya, kemudian membakar pula sifat - sifat angkuh lalu menenggelamkan dirinya sedikit-demi sedikit.
Apabila ada orang memuji dirimu banyak atau sedikit, hendaklah engkau mencela dan mencaci dirimu, sebab engkau lebih mengetahui tentang dirimu sendiri, kebaikan dan kejelekannya. Engkau pun lebih tahu kekurangan dan kejelekan dirimu yang sedang ditutupi oleh Allah swt. "Janganlah memuji dan jangan pula suka dipuji, agar terhindar dari sifat-sifat buruk seperti munafik, ujub, lupa diri, dan sifat-sifat buruk lainnya akibat kelemahan manusia," tuturnya.
0 komentar:
Post a Comment