Suasana pembukaan perekrutan calon dosen STAINU Temanggung, Sabtu
(4/3/2017).
|
Temanggung, Harianwonosobo.com – Mempersiapkan
alih bentuk menjadi Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU), saat ini
Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Temanggung, Jawa Tengah,
membuka sejumlah Program Studi (Prodi) baru yang sudah melakukan visitasi
beberapa waktu lalu dan siap beroperasi tahun ajaran baru mendatang. Oleh
karena itu, pada Sabtu (4/3/2017) ini, bertempat di Aula STAINU Temanggung,
dilaksanakan perekrutan calon dosen untuk mengisi prodi-prodi baru tersebut.
Dalam sambutan saat pembukaan
perekrutan, Ketua STAINU Temanggung Drs. H. Muh. Baehaqi, MM, mengatakan bahwa
tujuan perekrutan dosen baru tersebut dalam rangka memenuhi syarat pemenuhan
prodi. Sebab, satu prodi atau jurusan di perguruan tinggi, minimal memiliki
enam dosen tetap yang jenjang pendidikannya minimal magister yang linier sesuai
rumpun keilmuwannya.
“Alhamdulillah, saya mewakili STAINU
Temanggung, mengucapkan terima kasih atas kehadiran Bapak, Ibu, dan Mas serta
Mbak semua. STAINU Temanggung sekarang memang dalam kondisi berkembang. Oleh
karena itu harus dipupuk agar semakin subur. Jadi nanti yang ikut membesarkan
ya kita semua ini,” kata dia di hadapan puluhan calon dosen tersebut di aula
pertemuan kampus STAINU Temanggung.
Dijelaskannya, sejak 2016 kemarin,
kampus yang berlokasi di Jalan Suwandi-Suwardi Km.2 Temanggung ini sudah
menyiapkan sejumlah instrumen untuk alih bentuk menjadi institut dan
universitas, salah satunya dengan menambah prodi baru. Prodi-prodi baru itu di
antaranya Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Pendidikan Islam Anak
Usia Dini (PIAUD) dan prodi Ekonomi Syariah (ES) yang sudah mendapat izin
beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, STAINU Temanggung yang
berdiri sejak tahun 1996 ini sudah memiliki tiga prodi, yaitu Pendidikan Agama
Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Akhwalus Syakhsiyah (AS) Fakultas Syariah
serta Manajamen Pendidikan Islam (MPI) yang masuk Fakultas Tarbiyah. Sejak
berdiri, STAINU Temanggung sudah melahirkan ratusan bahkan ribuan alumni.
“Prodi yang sudah lama yaitu AS, PAI,
dan MPI. Sementara yang baru PGMI, PIAUD dan ES. Alhamdulillah, kemarin ketiga
prodi baru tersebut mendapat izin borongan karena dalam kurun waktu tidak lama
sudah mendapatkan izin operasional,” lanjutnya.
Padahal, lanjut dia, betapa susahnya
membuka satu prodi itu, baik dari sisi materinya, tenaganya, instrumennya.
“Sekarang alhamdulillah, mendapat kemudahan dan itu berkat doa dari para kiai,
ulama dan kita semua,” papar dia.
Genjot Kualitas
Pihaknya menambahkan, dengan adanya
dosen-dosen muda di STAINU Temanggung, menambah percepatan kemajuan kampus
tersebut. Sebab, banyak kegiatan dan ide-ide segar lahir dari mereka yang
memiliki semangat muda. “Sudah banyak kegiatan tingkat nasional dan
internasional dilakukan oleh dosen-dosen muda,” beber dia.
Sebab, menurut Baehaqi, dulu dosen-dosen
STAINU Temanggung diisi oleh para Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang merangkat
menjadi dosen. “Nah untuk maju itu berat sekali. Kalau sekarang, banyak dosen
muda, alhamdulillah kalau ‘mlayu banter’ (lari kencang) itu bisa,” tegas dia.
Kemarin, katanya, alhamdulillah rencana
kami alih bentuk ini ditangkap juga oleh Pemda Temanggung, kalau kita nanti
alih bentuk menjadi Institut dan lanjut Universitas, maka tidak akan
tanggung-tanggung bantuan dari pemerintah daerah. “Jadi STAINU Temanggung
ini satu-satunya yang alhamdulillah diberi kelancaran dan mendapat bantuan
besar dari Pemda. Saat beli tanah hektaran, alhamdulillah juga ada bantuan. Hal
itu bisa dibandingkan dengan Akper di Temanggung dan hanya STAINU yang mendapat
bantuan besar,” jelasnya.
Ia juga membeberkan, kalau dosen-dosen
nanti diterima, harus ada ghirah perjuangan membesarkan perguruan tinggi NU.
“Karena saya bisa ngomong gini lantaran mengalami, saat dulu mengajar 7
mahasiswa ya saya lakukan, sampai sekarang alhamdulillah sudah banyak yang
kuliah di sini,” tandas dia.
Saya bisa menjamin kemajuan STAINU
Temanggung, kata dia, kalau dosen-dosennya muda dan banyak ide kreatif. “Karena
hanya STAINU Temanggung dari daftar PTAI di Jawa Tengah yang punya dosen doktornya,”
imbuh dia.
Jadi nanti, katanya, kalau sudah jadi
dosen harus siap segera lanjut studi doktor. “Karena masih banyak program
beasiswa, di Kemenag saja dari 5000 itu baru tersedot sedikit. Jadi ini
kesempatan STAINU Temanggung, terutama dosennya untuk studi lanjut,” papar dia.
Selain itu, pihaknya juga mendorong para
dosen nanti untuk aktif menulis, terutama di jurnal terakreditasi. “Kalau jadi
dosen ya harus nulis. Saya mendorong menulis ya karena saya sudah nulis, jadi
punya pengalaman yang bisa menjadi motivasi bagi semua,” lanjutnya.
Pihaknya juga mengatakan, bahwa budaya
telat di NU harus diberantas karena NU terutama budaya di perguruan tinggi di
bawah naungan NU harus melaju kencang. “NU mulai sekarang jangan dibiasakan
telat. Apalagi sekarang ada PKPNU yang akan menerobos kemajuan, karena nanti di
NU tidak boleh ada yang telat dan molor,” ujar dia.
Saya lihat, kata dia, Anda semua di sini
masih muda semua, masih segar dan semangat semua. “Mudah-mudahan, niat kami
untuk mengubah STAINU Temanggung menjadi Institut dan tidak lama akan menjadi
Universitas akan semakin nyata. Tinggal menjalankan saja kok, kita sudah teken
MoU dengan Unnes, Undip dan sejumlah kampus lain yang kami rencanakan juga
membuka prodi umum seperti jurusan Teknik yang sesuai kondisi sosial ekonomi di
Temanggung.
Seperti diketahui, selain STAINU
Temanggung, di Jawa Tengah sendiri, sudah ada sejumlah perguruan tinggi di
bawah naungan PBNU yang sudah menjadi universitas. Mulai dari Universitas Wahid
Hasyim Semarang (Unwahas), Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara,
Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali (UNUGHA) Cilacap, Unsiq Wonosobo, Universitas Nahdlatul
Ulama (UNU) Surakarta. Sementara saat ini yang proses menjadi universitas
adalah STAINU Temanggung dan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Pekalongan.
Sementara itu, Ana Sofiatul Azizah,
Ketua Panitia Seleksi Dosen STAINU Temanggung, mengatakan bahwa seleksi calon
dosen itu dilakukan dengan materi wawancara tentang materi Keislaman, Aswaja,
ke-NU-an, komitmen kerja serta praktik mengajar.
Dalam perekrutan tersebut, hadir
sejumlah calon dosen dari berbagai daerah yang mengikuti seleksi calon dosen
dengan materi tes wawancara dan praktik mengajar. Hadir pula penguji Kh. Yacub
Mubarok Suriah PCNU Temanggung, Drs. H. Manshur Asnawawi, MSI, Ketua Badan
Pelaksana Perguruan Tinggi NU (BP3TNU) dan H.lbnu Haryono Bendahara BP3TNU
Temanggung. Sementara tes, berakhir sampai sore hari yang diikuti puluhan calon
dosen dari sejumlah daerah. (Red-HW99/H. Ibda).
0 komentar:
Post a Comment